26 Juli - 28 Juli 2013
Bentara Budaya Jakarta
Pekan Film Anak dan Remaja
Bentara Putar Film: Pekan Film Anak dan Remaja
FB Event: https://www.facebook.com/events/213428468810654/
Anak dan remaja merupakan bagian penting masyarakat. Institusi sosial seperti pendidikan, keluarga, agama dan tak terkecuali film, memberi makna secara khusus pada kelompok masyarakat ini. Dalam film bahkan kategori anak dan remaja merupakan kategori spesifik. Label kekhususan tersebut diberikan bukan hanya karena film anak dan remaja memerlukan “bahasa”yang berbeda. Lebih jauh, para pembuat film anak dan remaja seringkali merasa perlu menyampaikan pesan-pesan tertentu yang akan menginspirasi kelompok ini.
Film anak Ratatouille (2007) misalnya, berhasil memperoleh predikat “Film Cerita Animasi Terbaik 2007” dari Academy Award of Motion Picture of Arts and Sciences di Amerika Serikat. Film produksi Pixar Studio itu bukan saja menampilkan karya artistik visual yang luar biasa, tetapi juga dinilai mampu menginspirasi anak-anak (maupun dewasa) untuk mengeksplorasi pengetahuan mengenai makanan dan cara memasaknya yang baik.
Di dalam negeri, film-film nasional yang dibuat untuk penonton anak-anak dan remaja mulai banyak diproduksi pasca penayangan film musikal Petualangan Sherina (1999) yang menyedot 1,6 juta penonton. Sejalan dengan fungsinya, sejumlah film anak yang diproduksi, tak hanya berupaya menghibur melalui visual menarik dan format film musikal, tetapi juga menyampaikan pesan-pesan khusus bagi anak-anak dan remaja.
“Kampanye” tentang AIDS dan anti-bullying misalnya, diselipkan di antara dialog-dialog di dalam film Cinta dari Wamena (2013) dan Langit Biru (2011). Mencintai olahraga bulutangkis, kegiatan Pramuka maupun ajakan mengenal kehidupan suku yang hidup di laut coba ditampilkan film King (2009), 5 Elang (2011) dan The Mirror Never Lies (2011). Film terakhir ini merupakan film cerita pertama di Indonesia yang menyuguhkan kehidupan anak suku Bajo di Kepulauan Wakatobi, Sulawesi Tenggara. Sedangkan film Cita-Citaku Setinggi Tanah (2012) menyajikan hal sederhana yang biasa dimiliki anak-anak yaitu cita-cita dan upaya keras untuk mencapainya.
Untuk merayakan Hari Anak Nasional 23 Juli, Bentara Putar Film mempersembahkan pemutaran film, dialog/diskusi serta bengkel kerja film pendek bagi anak-anak dan remaja. Rangkaian kegiatan ini bertujuan memberikan akses pada anak-anak dan remaja untuk menikmati film-film berkualitas yang bisa menjadi bahan perbincangan di antara mereka sendiri atau bersama orang tua. Selain itu, acara ini juga memberi kesempatan pada anak-anak dan remaja mengenal cara-cara pembuatan film pendek dalam program bengkel kerja bersama sutradara film pendek. Beberapa film yang akan diputar :
1. Cita-Citaku Setinggi Tanah (Eugene Panji, 2012, 78 menit).
Film berkisah tentang 4 anak SD yang bersahabat. Mereka harus mengerjakan tugas sekolah membuat karangan tentang cita-cita mereka. Ada yang ingin menjadi aktor, tentara da nada yang bercita-cita sekedar ingin membahagiakan orang lain. Agus, salah satu di antara mereka, memiliki cita-cita bisa makan di restoran Padang. Cita-cita ini muncul karena setiap hari ia selalu disuguhi tahu bacem masakan ibunya. Meskipun teman-temannya mengejek cita-citanya sebagai yang paling aneh, Agus berusaha keras mewujudkannya. Untuk bisa mewujudkan cita-cita itu, Agus menabung serupiah demi serupiah bahkan bekerja sebagai pengantar tahu dan ayam potong ke restoran Padang. Dalam proses mewujudkan keinginannya itu, Agus akhirnya mengetahui bahwa cita-cita dirinya sesungguhnya adalah menjadi penyanyi.
2. Langit Biru (Lasja F. Susatyo, 2011, 93 menit)
Film musikal ini menceritakan tentang tiga sahabat, Biru, Amanda dan Tomtim yang bersekolah di tempat yang sama dan tinggal dalam satu kompleks perumahan. Tomtim yang berbadan paling besar memiliki keterbatasan dalam menyerap pelajaran. Hal ini sering menjadi sasaran bullying kelompok Bruno. Sayangnya, perilaku kelompok Bruno tak pernah tertangkap basah oleh para guru sehingga mereka tak pernah dihukum. Dalam sebuah tugas sekolah, kelompok Biru menjadikan kelompok Bruno sebagai obyek presentasi. Tujuannya agar mereka dapat mengumpulkan bukti-bukti kenakalan Bruno dkk. Namun, dalam proses tersebut, Biru dan kawan-kawannya menemukan hal-hal yang sebelumnya tidak pernah terungkap.
3. Cinta Dari Wamena (Lasja F. Susatyo, 2013, 90 menit)
HIV dan AIDS telah merenggut banyak nyawa di Papua. Tak terkecuali salah seorang dari tiga sahabat Litius, Tembidan dan Martha yang tinggal di Papua. Semula mereka bertekad terus bersahabat dan memiliki impian bisa terus sekolah. Ketika mereka akhirnya bisa bersekolah di Wamena, persahabatan mereka justru diuji oleh gaya hidup permisif dan wabah AIDS yang melanda remaja Papua.
4. 5 Elang (Rudy Soedjarwo, 2011, 88 menit)
Narasi film berkisah tentang petualangan 5 anak dalam ajang perkemahan kegiatan Pramuka. Salah seorang anak, Baron sebenarnya lebih suka menutup diri dan asyik bermain mobil RC. Tetapi pada akhirnya ia harus bergabung dalam Pramuka. Dalam salah satu permainan selama perkemahan, mereka harus menjelajahi hutan lebat dan bertemu komplotan penebang hutan liar pimpinan Arip Jagau. Situasi semakin menegangkan ketika dua anggota kelompok itu diculik oleh kelompok Jagau. Baron, Aldi dan Sindai yang semula ingin kabur dari perkemahan memutuskan kembali untuk menolong sahabat mereka.
5. King (Ari Sihasale, 2009, 88 menit)
Kisah ini memaparkan perjalanan panjang dan berliku seorang anak bernama Guntur untuk meraih cita-citanya menjadi juara bulutangkis dunia seperti idolanya, Liem Swie King. Ayah Guntur adalah komentator pertandingan bulutangkis antarkampung dan juga pengumpul bulu angsa, bahan pembuat shuttlecock. Dengan segala keterbatasannya, Guntur terus berusaha keras mewujudkan cita-citanya tersebut.
6. The Mirror Never Lies (Kamila Andini, 2011, 100 menit)
Panorama indah laut kepulauan Wakatobi menjadi latarbelakang cerita ini. Pakis, seorang gadis suku Bajo, berusaha menemukan sang ayah yang hilang ketika berada di laut. Pakis melakukan ritual suku Bajo dimana mereka percaya melalui cermin bisa melihat bayangan orang yang dicari. Harapan Pakis dihancurkan oleh ibunya yang menutupi kejadian sebenarnya. Bersama sahabatnya Pakis terus mencari di laut Wakatobi.
7. My Neighbour Totoro (Hayao Miyazaki, 1988, 88 menit)
Film animasi produksi studio Ghibli dari Jepang ini berkisah tentang keluarga seorang professor Tatsuo Kusukabe dan dua anak perempuannya, Satsuki dan Mei. Mereka pindah ke rumah tua di desa agar lebih dekat ke rumah sakit tempat ibu mereka dirawat. Di tempat baru keduanya melihat dan bertemu dengan mahluk seperti kucing besar, Totoro. Mahluk ini sebenarnya semacam spirit/roh yang hanya bisa dilihat oleh anak-anak. Pengalaman Satsuki dan Mei bertemu Totoro membuat mereka senang. Mereka menanam tanaman dan menunggunya tumbuh. Suatu malam mereka terbangun dan menyaksikan tanaman mereka tumbuh menjadi pohon besar. Totoro muncul dan melakukan semacam tarian Indah di atas pohon besar tersebut. Totoro mengajak Satsuki dan Mei terbang bersamanya. Rencana mereka untuk menjenguk ibunya harus tertunda karena sakit ibunya yang semakin parah. Satsuki marah dan berteriak ke Mei. Mei sedih dan memutuskan pergi ke rumah sakit sendirian untuk memberikan jagung segar kepada ibunya. Kepergian Mei membuat Satsuki bingung dan bersama-sama dengan warga desa lainnya pergi mencari. Akhirnya Satsuki meminta bantuan Totoro. Dengan bus besar yang bisa terbang, Satsuki dibawa ke tempat dimana Mei sedang duduk. Mereka berdua akhirnya dibawa berkeliling desa dan ke rumah sakit. Di sana mereka mengetahui bahwa kondisi ibunya tidak terlalu parah dan telah semakin membaik.
8. Spirited Away (Hayao Miyazaki, 2001, 124 menit)
Karya animasi Miyazaki yang satu ini masih bermain imajinasi tentang relasi manusia dengan dunia roh. Chihiro Ogino, bocah berusia 10 tahun sedang bepergian bersama orang tuanya ketika sang ayah mengambil rute salah. Mereka masuk dan terjebak ke dalam dunia roh. Di sana Chihiro bertemu seorang anak laki-laki, Haku, yang memberi peringatan agar segera keluar dari tempat itu sebelum matahari terbenam. Namun terlambat, orang tua Chihiro berubah menjadi babi dan mereka tak bisa keluar dari situ. Haku menyarankan Chihiro untuk bekerja pada Yubaba, seorang penyihir dan pemilik rumah mandi. Yubaba memberi Chihiro pekerjaan tetapi mengubah namanya menjadi Sen. Haku mengingatkan Chihiro untuk tetap mengingat nama aslinya. Jika tidak, ia tidak akan bisa keluar dari dunia roh tersebut. Kisah selanjutnya memperlihatkan upaya Chihiro keluar dari tempat tersebut dan membebaskan kedua orang tuanya.
9. Ratatouille (Brad Bird, 2007, 111 menit)
Remy adalah seekor tikus yang memiliki kelebihan bisa merasakan secara detil rasa makanan. Ia juga memiliki cita rasa masakan yang tinggi sesuai dengan cita rasa chef idolanya yang baru saja meninggal yaitu chef Gusteau. Remy bermimpi bisa menjadi ahli masak hebat. Ketika keluarga tikusnya terusir dari rumah di mana mereka selama ini tinggal, Remy terpisah dari keluarganya dan terdampar di Paris, di dapur restoran Gusteau. Di dapur restoran itu, terlihat kesibukan para chef. Linguini adalah calon pegawai bagian bersih-bersih. Tanpa sengaja ia menumpahkan sup yang sudah siap dihidangkan. Linguini pun berusaha untuk membuatnya lagi supaya tidak dipecat. Remy menyaksikan dari jauh dan tahu bahwa sup itu pasti tidak enak. Secara diam-diam Remy memasukkan bahan-bahan masakan yang membuat sup itu terasa enak. Semua orang mengira sup itu buatan Linguini sehingga tak jadi dipecat. Remy mengetahui bahwa ia bisa mengontrol langkah laku Linguini dengan menarik helai-helai rambutnya dan bersembunyi di balik topi koki di atas kepala Linguini. Narasi selanjutnya mengisahkan aksi Remy dan Linguini berupaya membuat makanan yang enak dan berjibaku menghindar agar aksi mereka tidak diketahui Skinner, kepala koki dan pemilik restoran Gusteau.
10. The School of Rock (Richard Linklater, 2003, 109 menit)
Dewey adalah seorang penyanyi dan gitaris sebuah grup band rock yang tidak popular karena sikap arogan Dewey dan aksi hiperaktifnya di panggung. Dewey akhirnya dipecat dari grup bandnya. Ia juga terancam diusir dari tempat tinggalnya karena tak bisa membayar sewa. Ketika ia menerima panggilan telpon untuk teman sekamarnya, Ned, Dewey pun berakting sebagai Ned yang mendapat tawaran pekerjaan sebagai guru pengganti mata pelajaran musik di sebuah sekolah. Untuk menyembunyikan ketidakmampuannya mengajar, Dewey membebaskan murid-murid di kelasnya melakukan apa saja yang mereka mau. Suatu ketika ia mendapati bahwa murid-murid di kelas musiknya memiliki bakat bermusik yang sangat baik, meskipun kecenderungannya memainkan music pop dan hip hop. Dewey akhirnya mendorong dan melatih murid-muridnya untuk memainkan music rock.
11. Les Choristes/The Chorus (Christophe Barratier, 2004, 96 menit)
Film ini berkisah tentang pergulatan seorang guru musik Clement Mathieu mendidik murid-muridnya di sebuah sekolah tempat anak-anak “nakal” belajar. Di samping menghadapi murid-murid yang “nakal”, Mathieu juga harus menghadapi system belajar yang mengutamakan kekerasan sebagai cara untuk mendidik. Dengan pendekatan musiknya, Mathieu perlahan-lahan mengubah system belajar di sekolah itu. Namun, ia pun harus berhadapan dengan kepala sekolah yang tak mau berubah.
Jadwal Pekan Film Anak dan Remaja:
Jumat, 26 Juli 2013: Pemutaran Film
09.00 – 10.15 : Cita-Citaku Setinggi Tanah (78 menit)
10.30 – 12.00 : My Neighbour Totoro (88 menit)
13.00 – 14.30 : Langit Biru (93 menit)
15.00 – 17.00 : The School of Rock (109 menit)
19.00 – 21.00 : Ratatouille (111 menit)
Sabtu, 27 Juli 2013: Pemutaran Film, Bincang-bincang dengan sutradara dan aktor anak
13.00 – 14.15 : Cita-Citaku Setinggi Tanah
14.30 – 15.15 : Bincang-bincang dengan sutradara Eugene Panji
15.30 – 17.10 : Cinta Dari Wamena (100 menit)
17.15 - 18.00 : Bincang-bincang dengan sutradara Lasja F. Susatyo dan aktor anak
19.00 – 21.00 : Les Choristes (97 menit)
Sabtu, 27 Juli 2013: Bengkel Kerja Film Pendek (Workshop)
13.00 – 14.00 : Pemutaran film pendek
14.00 – 16.00 : Bengkel Kerja film pendek bersama sutradara Edward Gunawan
Minggu, 28 Juli 2013: Pemutaran Film
10.00 – 11.15 : 5 Elang (88 menit)
12.00 – 13.30 : King(88 menit)
14.00 – 15.30 : The Mirror Never Lies (100 menit)
15.30 – 17.00 : Spirited Away (124 menit)
Datang ya, FREE!!!
Salam,
Ika
Bentara Budaya Jakarta
Pekan Film Anak dan Remaja
Bentara Putar Film: Pekan Film Anak dan Remaja
FB Event: https://www.facebook.com/events/213428468810654/
Anak dan remaja merupakan bagian penting masyarakat. Institusi sosial seperti pendidikan, keluarga, agama dan tak terkecuali film, memberi makna secara khusus pada kelompok masyarakat ini. Dalam film bahkan kategori anak dan remaja merupakan kategori spesifik. Label kekhususan tersebut diberikan bukan hanya karena film anak dan remaja memerlukan “bahasa”yang berbeda. Lebih jauh, para pembuat film anak dan remaja seringkali merasa perlu menyampaikan pesan-pesan tertentu yang akan menginspirasi kelompok ini.
Film anak Ratatouille (2007) misalnya, berhasil memperoleh predikat “Film Cerita Animasi Terbaik 2007” dari Academy Award of Motion Picture of Arts and Sciences di Amerika Serikat. Film produksi Pixar Studio itu bukan saja menampilkan karya artistik visual yang luar biasa, tetapi juga dinilai mampu menginspirasi anak-anak (maupun dewasa) untuk mengeksplorasi pengetahuan mengenai makanan dan cara memasaknya yang baik.
Di dalam negeri, film-film nasional yang dibuat untuk penonton anak-anak dan remaja mulai banyak diproduksi pasca penayangan film musikal Petualangan Sherina (1999) yang menyedot 1,6 juta penonton. Sejalan dengan fungsinya, sejumlah film anak yang diproduksi, tak hanya berupaya menghibur melalui visual menarik dan format film musikal, tetapi juga menyampaikan pesan-pesan khusus bagi anak-anak dan remaja.
“Kampanye” tentang AIDS dan anti-bullying misalnya, diselipkan di antara dialog-dialog di dalam film Cinta dari Wamena (2013) dan Langit Biru (2011). Mencintai olahraga bulutangkis, kegiatan Pramuka maupun ajakan mengenal kehidupan suku yang hidup di laut coba ditampilkan film King (2009), 5 Elang (2011) dan The Mirror Never Lies (2011). Film terakhir ini merupakan film cerita pertama di Indonesia yang menyuguhkan kehidupan anak suku Bajo di Kepulauan Wakatobi, Sulawesi Tenggara. Sedangkan film Cita-Citaku Setinggi Tanah (2012) menyajikan hal sederhana yang biasa dimiliki anak-anak yaitu cita-cita dan upaya keras untuk mencapainya.
Untuk merayakan Hari Anak Nasional 23 Juli, Bentara Putar Film mempersembahkan pemutaran film, dialog/diskusi serta bengkel kerja film pendek bagi anak-anak dan remaja. Rangkaian kegiatan ini bertujuan memberikan akses pada anak-anak dan remaja untuk menikmati film-film berkualitas yang bisa menjadi bahan perbincangan di antara mereka sendiri atau bersama orang tua. Selain itu, acara ini juga memberi kesempatan pada anak-anak dan remaja mengenal cara-cara pembuatan film pendek dalam program bengkel kerja bersama sutradara film pendek. Beberapa film yang akan diputar :
1. Cita-Citaku Setinggi Tanah (Eugene Panji, 2012, 78 menit).
Film berkisah tentang 4 anak SD yang bersahabat. Mereka harus mengerjakan tugas sekolah membuat karangan tentang cita-cita mereka. Ada yang ingin menjadi aktor, tentara da nada yang bercita-cita sekedar ingin membahagiakan orang lain. Agus, salah satu di antara mereka, memiliki cita-cita bisa makan di restoran Padang. Cita-cita ini muncul karena setiap hari ia selalu disuguhi tahu bacem masakan ibunya. Meskipun teman-temannya mengejek cita-citanya sebagai yang paling aneh, Agus berusaha keras mewujudkannya. Untuk bisa mewujudkan cita-cita itu, Agus menabung serupiah demi serupiah bahkan bekerja sebagai pengantar tahu dan ayam potong ke restoran Padang. Dalam proses mewujudkan keinginannya itu, Agus akhirnya mengetahui bahwa cita-cita dirinya sesungguhnya adalah menjadi penyanyi.
2. Langit Biru (Lasja F. Susatyo, 2011, 93 menit)
Film musikal ini menceritakan tentang tiga sahabat, Biru, Amanda dan Tomtim yang bersekolah di tempat yang sama dan tinggal dalam satu kompleks perumahan. Tomtim yang berbadan paling besar memiliki keterbatasan dalam menyerap pelajaran. Hal ini sering menjadi sasaran bullying kelompok Bruno. Sayangnya, perilaku kelompok Bruno tak pernah tertangkap basah oleh para guru sehingga mereka tak pernah dihukum. Dalam sebuah tugas sekolah, kelompok Biru menjadikan kelompok Bruno sebagai obyek presentasi. Tujuannya agar mereka dapat mengumpulkan bukti-bukti kenakalan Bruno dkk. Namun, dalam proses tersebut, Biru dan kawan-kawannya menemukan hal-hal yang sebelumnya tidak pernah terungkap.
3. Cinta Dari Wamena (Lasja F. Susatyo, 2013, 90 menit)
HIV dan AIDS telah merenggut banyak nyawa di Papua. Tak terkecuali salah seorang dari tiga sahabat Litius, Tembidan dan Martha yang tinggal di Papua. Semula mereka bertekad terus bersahabat dan memiliki impian bisa terus sekolah. Ketika mereka akhirnya bisa bersekolah di Wamena, persahabatan mereka justru diuji oleh gaya hidup permisif dan wabah AIDS yang melanda remaja Papua.
4. 5 Elang (Rudy Soedjarwo, 2011, 88 menit)
Narasi film berkisah tentang petualangan 5 anak dalam ajang perkemahan kegiatan Pramuka. Salah seorang anak, Baron sebenarnya lebih suka menutup diri dan asyik bermain mobil RC. Tetapi pada akhirnya ia harus bergabung dalam Pramuka. Dalam salah satu permainan selama perkemahan, mereka harus menjelajahi hutan lebat dan bertemu komplotan penebang hutan liar pimpinan Arip Jagau. Situasi semakin menegangkan ketika dua anggota kelompok itu diculik oleh kelompok Jagau. Baron, Aldi dan Sindai yang semula ingin kabur dari perkemahan memutuskan kembali untuk menolong sahabat mereka.
5. King (Ari Sihasale, 2009, 88 menit)
Kisah ini memaparkan perjalanan panjang dan berliku seorang anak bernama Guntur untuk meraih cita-citanya menjadi juara bulutangkis dunia seperti idolanya, Liem Swie King. Ayah Guntur adalah komentator pertandingan bulutangkis antarkampung dan juga pengumpul bulu angsa, bahan pembuat shuttlecock. Dengan segala keterbatasannya, Guntur terus berusaha keras mewujudkan cita-citanya tersebut.
6. The Mirror Never Lies (Kamila Andini, 2011, 100 menit)
Panorama indah laut kepulauan Wakatobi menjadi latarbelakang cerita ini. Pakis, seorang gadis suku Bajo, berusaha menemukan sang ayah yang hilang ketika berada di laut. Pakis melakukan ritual suku Bajo dimana mereka percaya melalui cermin bisa melihat bayangan orang yang dicari. Harapan Pakis dihancurkan oleh ibunya yang menutupi kejadian sebenarnya. Bersama sahabatnya Pakis terus mencari di laut Wakatobi.
7. My Neighbour Totoro (Hayao Miyazaki, 1988, 88 menit)
Film animasi produksi studio Ghibli dari Jepang ini berkisah tentang keluarga seorang professor Tatsuo Kusukabe dan dua anak perempuannya, Satsuki dan Mei. Mereka pindah ke rumah tua di desa agar lebih dekat ke rumah sakit tempat ibu mereka dirawat. Di tempat baru keduanya melihat dan bertemu dengan mahluk seperti kucing besar, Totoro. Mahluk ini sebenarnya semacam spirit/roh yang hanya bisa dilihat oleh anak-anak. Pengalaman Satsuki dan Mei bertemu Totoro membuat mereka senang. Mereka menanam tanaman dan menunggunya tumbuh. Suatu malam mereka terbangun dan menyaksikan tanaman mereka tumbuh menjadi pohon besar. Totoro muncul dan melakukan semacam tarian Indah di atas pohon besar tersebut. Totoro mengajak Satsuki dan Mei terbang bersamanya. Rencana mereka untuk menjenguk ibunya harus tertunda karena sakit ibunya yang semakin parah. Satsuki marah dan berteriak ke Mei. Mei sedih dan memutuskan pergi ke rumah sakit sendirian untuk memberikan jagung segar kepada ibunya. Kepergian Mei membuat Satsuki bingung dan bersama-sama dengan warga desa lainnya pergi mencari. Akhirnya Satsuki meminta bantuan Totoro. Dengan bus besar yang bisa terbang, Satsuki dibawa ke tempat dimana Mei sedang duduk. Mereka berdua akhirnya dibawa berkeliling desa dan ke rumah sakit. Di sana mereka mengetahui bahwa kondisi ibunya tidak terlalu parah dan telah semakin membaik.
8. Spirited Away (Hayao Miyazaki, 2001, 124 menit)
Karya animasi Miyazaki yang satu ini masih bermain imajinasi tentang relasi manusia dengan dunia roh. Chihiro Ogino, bocah berusia 10 tahun sedang bepergian bersama orang tuanya ketika sang ayah mengambil rute salah. Mereka masuk dan terjebak ke dalam dunia roh. Di sana Chihiro bertemu seorang anak laki-laki, Haku, yang memberi peringatan agar segera keluar dari tempat itu sebelum matahari terbenam. Namun terlambat, orang tua Chihiro berubah menjadi babi dan mereka tak bisa keluar dari situ. Haku menyarankan Chihiro untuk bekerja pada Yubaba, seorang penyihir dan pemilik rumah mandi. Yubaba memberi Chihiro pekerjaan tetapi mengubah namanya menjadi Sen. Haku mengingatkan Chihiro untuk tetap mengingat nama aslinya. Jika tidak, ia tidak akan bisa keluar dari dunia roh tersebut. Kisah selanjutnya memperlihatkan upaya Chihiro keluar dari tempat tersebut dan membebaskan kedua orang tuanya.
9. Ratatouille (Brad Bird, 2007, 111 menit)
Remy adalah seekor tikus yang memiliki kelebihan bisa merasakan secara detil rasa makanan. Ia juga memiliki cita rasa masakan yang tinggi sesuai dengan cita rasa chef idolanya yang baru saja meninggal yaitu chef Gusteau. Remy bermimpi bisa menjadi ahli masak hebat. Ketika keluarga tikusnya terusir dari rumah di mana mereka selama ini tinggal, Remy terpisah dari keluarganya dan terdampar di Paris, di dapur restoran Gusteau. Di dapur restoran itu, terlihat kesibukan para chef. Linguini adalah calon pegawai bagian bersih-bersih. Tanpa sengaja ia menumpahkan sup yang sudah siap dihidangkan. Linguini pun berusaha untuk membuatnya lagi supaya tidak dipecat. Remy menyaksikan dari jauh dan tahu bahwa sup itu pasti tidak enak. Secara diam-diam Remy memasukkan bahan-bahan masakan yang membuat sup itu terasa enak. Semua orang mengira sup itu buatan Linguini sehingga tak jadi dipecat. Remy mengetahui bahwa ia bisa mengontrol langkah laku Linguini dengan menarik helai-helai rambutnya dan bersembunyi di balik topi koki di atas kepala Linguini. Narasi selanjutnya mengisahkan aksi Remy dan Linguini berupaya membuat makanan yang enak dan berjibaku menghindar agar aksi mereka tidak diketahui Skinner, kepala koki dan pemilik restoran Gusteau.
10. The School of Rock (Richard Linklater, 2003, 109 menit)
Dewey adalah seorang penyanyi dan gitaris sebuah grup band rock yang tidak popular karena sikap arogan Dewey dan aksi hiperaktifnya di panggung. Dewey akhirnya dipecat dari grup bandnya. Ia juga terancam diusir dari tempat tinggalnya karena tak bisa membayar sewa. Ketika ia menerima panggilan telpon untuk teman sekamarnya, Ned, Dewey pun berakting sebagai Ned yang mendapat tawaran pekerjaan sebagai guru pengganti mata pelajaran musik di sebuah sekolah. Untuk menyembunyikan ketidakmampuannya mengajar, Dewey membebaskan murid-murid di kelasnya melakukan apa saja yang mereka mau. Suatu ketika ia mendapati bahwa murid-murid di kelas musiknya memiliki bakat bermusik yang sangat baik, meskipun kecenderungannya memainkan music pop dan hip hop. Dewey akhirnya mendorong dan melatih murid-muridnya untuk memainkan music rock.
11. Les Choristes/The Chorus (Christophe Barratier, 2004, 96 menit)
Film ini berkisah tentang pergulatan seorang guru musik Clement Mathieu mendidik murid-muridnya di sebuah sekolah tempat anak-anak “nakal” belajar. Di samping menghadapi murid-murid yang “nakal”, Mathieu juga harus menghadapi system belajar yang mengutamakan kekerasan sebagai cara untuk mendidik. Dengan pendekatan musiknya, Mathieu perlahan-lahan mengubah system belajar di sekolah itu. Namun, ia pun harus berhadapan dengan kepala sekolah yang tak mau berubah.
Jadwal Pekan Film Anak dan Remaja:
Jumat, 26 Juli 2013: Pemutaran Film
09.00 – 10.15 : Cita-Citaku Setinggi Tanah (78 menit)
10.30 – 12.00 : My Neighbour Totoro (88 menit)
13.00 – 14.30 : Langit Biru (93 menit)
15.00 – 17.00 : The School of Rock (109 menit)
19.00 – 21.00 : Ratatouille (111 menit)
Sabtu, 27 Juli 2013: Pemutaran Film, Bincang-bincang dengan sutradara dan aktor anak
13.00 – 14.15 : Cita-Citaku Setinggi Tanah
14.30 – 15.15 : Bincang-bincang dengan sutradara Eugene Panji
15.30 – 17.10 : Cinta Dari Wamena (100 menit)
17.15 - 18.00 : Bincang-bincang dengan sutradara Lasja F. Susatyo dan aktor anak
19.00 – 21.00 : Les Choristes (97 menit)
Sabtu, 27 Juli 2013: Bengkel Kerja Film Pendek (Workshop)
13.00 – 14.00 : Pemutaran film pendek
14.00 – 16.00 : Bengkel Kerja film pendek bersama sutradara Edward Gunawan
Minggu, 28 Juli 2013: Pemutaran Film
10.00 – 11.15 : 5 Elang (88 menit)
12.00 – 13.30 : King(88 menit)
14.00 – 15.30 : The Mirror Never Lies (100 menit)
15.30 – 17.00 : Spirited Away (124 menit)
Datang ya, FREE!!!
Salam,
Ika